RESENSI BUKU
Pengetahuan
Masakan Indonesia
Karya : Dra. Marwanti, M.Pd
I. Identitas Buku
Judul Buku : PENGETAHUAN MASAKAN INDONESIA
Penulis : Dra.
Marwanti, M.Pd
Penyunting : Rachmi N. Hamidawati
Penerbit : ADICITA KARYA NUSA
Kota Terbit : Yogyakarta
Tahun Terbit : 2000
Pengolah Sampul : Arief
Prabowo, S.Pd
Penata Letak : Victor Aria
Wijaya, S. E
Ilustrasi Dalam : Eri Andwiatwoni
Agus Sudariswanto
Pencetak : Percetakan Mitra Gama Widya
II. Isi Buku
Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang banyak memiliki
keanekaragaman. Contohnya, yaitu: budaya, suku, adat istiadat hingga
masakannya. Dari Sabang hingga Merauke, banyak sekali ragam masakan dari setiap
daerah di Negara Indonesia ini. Makanan Indonesia merupakan sebuah aset budaya
yang sangat penting untuk disebarluaskan maupun dilestarikan agar tidak
menghilang semakin berjalannya waktu ini.
Buku
yang berjudul “Pengetahuan Masakan Indonesia” ini ditulis oleh Dra. Marwanti, M.Pd. Beliau
juga adalah seorang lulusan UNY yang dahulu bernama IKIP dengan jurusan yang diambil
yaitu Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Bahasan pada buku ini lebih
menekankan pada ruang lingkup masakan Indonesia yang meliputi makanan sebagai
produk sosio-budaya, klasifikasi hidangan, pengetahuan menu dan resep masakan,
serta penganekaragaman pangan.
Secara keseluruhan, buku ini berisi tentang lingkup kajian masakan
Indonesia yang banyak ragamnya. Penulis buku juga berharap para pembaca buku
ini untuk dapat menjadi kader bangsa yang berperan dan berpatisipasi dalam
pelestarian budaya masakan Indonesia agar tidak kalah dengan masakan-masakan
dari negeri lain disana.
III. Resensi Buku
1
MAKANAN SEBAGAI PRODUK SOSIO-BUDAYA
Perilaku
manusia dalam memilih makanan sangatlah subjektif. Hal ini dapat dimengerti
karena pemilihan dipengaruhi oleh latar belakang hidup seseorang. Pada umumnya
ada tiga pengaruh seseorang dalam memilih makanan, yaitu (1) Lingkungan
keluarga, tempat seseorang hidup dan dibesarkan. Lingkungan keluarga
mengajarkan untuk menyukai makanan tertentu sesuai dengan ragam pangan
keluarga. Sejak kecil anak dikenalkan berbagai aroma, rasa, rupa, dan bentuk
secara terus-menerus sebatas konsep pangan yang dimiliki keluarga. Ibu sebagai
pemegang konsep pangan keluarga memiliki peran penting dalam mengajarkan arti
pangan kepada anaknya. Kemampuan ini didukung oleh seberapa banyak pengetahuan
seorang ibu tentang kualitas, kuantitas, variasi, ataupun ragam pangan yang
diselaraskan dengan konsep pangan.
(2)
Lingkungan diluar sistem keluarga tampaknya juga berperan kuat dalam
kecenderungan pemilihan pangan. Berbagai budaya terkait dapat membentuk pola
konsumsi pangan penduduk pada masyarakat tertentu. Sebagai contoh, orang yang
tinggal di desa yang budaya ritualnya masih kental dengan sendirinya kebiasaan
pangannya akan terpola dengan kondisi budaya tersebut. Lain halnya di kota-kota
besar, dengan ketersediaan ragam makanan yang semakin berkembang baik dari segi
jenis hidangan, macam penyajian, maupun berbagai tawaran kemudian menjadikan ketergantungan
pada peran ibu sebagai pengelola makanan semakin longgar sehingga keterikatan
makan dirumah semakin berkurang.
(3)
Dorongan yang berasal dari diri sendiri bersifat individual, hal ini dapat
dimengerti karena terkait dengan latar belakang yang mempengaruhi perasaan suka
dan tidak suka. Hal ini menjadikan seseorang lebih selektif dalam memilih
makanannya.
SUSUNAN
HIDANGAN
Penyusunan
hidangan tidak terlepas dari interaksi manusia dengan ketersediaan pangan
setempat, baik yang tersedia secara alami, hasil bui daya, atau hasil rekayasa
teknologi. Selain itu, susunan hidangan sangat terkait erat dengan faktor
budaya, sosial, ekosistem, dan teknologi.
Dari
sudut antropologi yang mempelajari perilaku manusia dijelaskan tentang upaya
manusia mendapatkan pangan. Mulai dari bersikap primitif atau sederhana sampai
yang canggih atau perlu dengan sentuhan teknologi modern. Dalam penyajiannya
pun dimulai dari yang sederhana sampai penyajian yang tak terbatas karena tidak
hanya sentuhan teknologi, tetapi di dalamnya juga melibatkan unsur seni.
Dari
segi ragam konsumsi juga dimulai dari yang paling sederhana sampai tidak
terbatas pada alami saja. Juga tampak adanya keterkaitan faktor-faktor baik
alam, budaya, sosial, maupun teknologi.
Dalam
sejarah pangan disebutkan bahwa manusia telah mengembangkan berbagai cara khas
untuk melakukan berbagai aktivitas yang berhubungan dengan pangan, antara lain
cara memperoleh pangan, pilihan pangan, cara penyimpanan pangan dan penyiapan
pangan. Hal itu karena perbedaan lingkungan sosial budaya, ekosistem, dan
faktor pribadi juga akan membentuk pola pangan yang berbeda antara
masing-masing suku, bangsa, atau negara.
Indonesia
sebagai salah satu negara kepulauan memiliki ragam budaya dan adat istiadat
yang bermacam-macam. Perilaku mereka dalam mengkonsumsi pangan tetap bergantung
pada pola sosio-budaya yang berlaku.
MAKANAN
SEBAGAI PRODUK BUDAYA
Arti
pangan tidak terbentuk dengan sendirinya. Proses ini diperoleh melalui
pembelajaran secara turun-temurun dari orang tua kepada anaknya atau generasi
tua ke generasi muda dan berlangsung terus sepanjang hidup. Proses pembelajaran
ini menjadikan terbentuknya pola hidangan yang baku dan menjadi pedoman dalam
penyusunan hidangan.
Konsep
pangan antarkelompok masyarakat kadang berbeda. Tidak selamanya satu jenis
makanan diartikan dengan arti yang sama. Dengan demikian arti pangan tidak
terbatas untuk memenuhi rasa lapar, tetapi juga untuk memenuhi rasa senang,
ataupun memberikan adanya ikatan
tertentu yang berlaku dalam suatu kelompok.
Keterbatasan
informasi yang diterima selama proses pembelajaran dan pengaruh dari berbagai
faktor-faktor tersebut kan menyebabkan penyediaan hidangan seperti apa yang
diperoleh dari generasi terdahulu. Misalnya penyediaan hidangan didasarkan pada
aspek kebutuhan ataupun aspek kesehatan.
Kebiasaan
makan keluarga dengan susunan hidangannya merupakan perwujudan dari kebudayaan
keluarga yang disebut life style atau gaya hidup. Seberapa besar kekuatan
pengaruh faktor sosial, budaya,, dan lingkungan hidup tersebut mewarnai
perilaku seseorang di dalam mengonsumsi pangan akan mempengaruhi upaya
perubahan pola pangan ke arah pola lain. Untuk itu diperlukan kesadaran yang
tinggi dari individu yang bersangkutan.
Secara
lebih rinci dapat disebutkan berbagai faktor yang mempengaruhi gaya hidup,
antara lain seperti berikut ini.
1
Penghasilan
2
Pendidikan
3
Lingkungan
Hidup
4
Kepercayaan/Agama
5
Pengetahuan
tentang Kesehatan
6
Pengetahuan
Gizi
7
Faktor
Fisiologis
8
Suku
Bangsa dan Distribusi Pangan
SUDUT
SOSIAL MAKANAN
Konsep
pangan dari sudut sosial memiliki dua makna yaitu berkaitan dengan nilai sosial
pangan itu sendiri dan fungsi sosialnya. Nilai sosial memberi arti strata
sosial pangan yang dikaitkan dengan naluri pangan yang ada pada individu,
keluarga, ataupun masyarakat. Nilai sosial pangan kadang-kadang tidak terkait
dengan bahan dasarnya, misalnya menaikkan nilai sosial pangan dengan sentuhan
teknologi pada bahan pangan yang semula dinilai rendah. Dengan sendirinya jenis
pangan yang dipilih diselaraskan dengan tingkat naluri pangan yang melingkupi.
Fungsi
sosial pangan terkait dengan hasrat sosial individu, keluarga, dan masyarakat.
Di dalam diri manusia terdapat dorongan kebutuhan atau hasrat sosial. Urutan
kebutuhan itu adalah:
1
Kebutuhan
untuk hidup,
2
Kebutuhan
untuk memenuhi rasa aman,
3
Kebutuhan
untuk diakui kelompok,
4
Kebutuhan
untuk gengsi, dan
5
Kebutuhan
untuk menonjolkan diri.
KEBIASAAN
MAKAN
Setiap
etnik atau daerah yang ada di Indonesia memiliki bermacam cara dalam memilih,
memasak, dan menghidangkan makanan. Perilaku ini tentu saja tidak begitu saja
terbentuk, ada berbagai faktor yang melatarbelakanginya. Perilaku makan yang
berakar kuat mempengaruhi ragam serta jenis konsumsi pangan.
Konsep
kebiasaan makan tersebut menunjuk pada tingkah laku manusia atau kelompok
manusia dalam memenuhi kebutuhannya untuk makan yang meliputi sikap,
kepercayaan, dan pemilihan makanan. Sikap ini menunjuk pada kecenderungan
perilaku pangan, atau bisa disebut sebagai perilaku tertutup.
Reaksi
atau respons terhadap pangan didahului oleh pengetahuan atau persepsi terhadap
pangan. Dalam hal ini pangan dan penggunaannya yang cocok, diterima dari
lingkungan seperti alam, budaya, sosial, ekonomi, ataupun hasil belajar dari
kelompoknya, juga kepercayaan terhadap makanan. Semua ini termasuk dalam ranah
kognisi.
2
MENU DAN RESEP MASAKAN
INDONESIA
PENGERTIAN
MENU
Menu
berasal dari bahasa Prancis yang berarti kecil atau detail. Menu mempunyai arti
sebagai berikut.
1
a.
Suatu daftar makanan yang bisa dipesan. Misalnya di restoran, rumah makan dan
sebagainya.
b. Daftar
makanan yang harus atau akan dihidangkan. Misalnya pada suatu pesta, acara tertentu, dan lain-lain.
2
Masakan
yang tersedia untuk dihidangkan pada satu jamuan makan.
Ada
pendapat lain yang mengatakan bahwa menu adalah suatu susunan hidangan.
Definisi tersebut sesuai dengan pendapat yang mengatakan bahwa menu adalah
susunan hidangan yang disajikan dalam satu waktu makan.
Dari
beberapa definisi di atas dapat juga dikatakan bahwa menu adalah susunan
hidangan yang terdiri atas makanan dan minuman yang disajikan untuk satu kali
makan.
KLASIFIKASI
MENU MASAKAN INDONESIA
- Menu
Berdasarkan Waktu Makan
a.
Menu
Makan Pagi
Dihidangkan antara pukul 6.00-8.00 pagi. Hidangan yang disiapkan
untuk memenuhi kebutuhan gizi pada waktu makan pagi, yaitu makanan yang
mengandung unsur pemberi kalori, zat pengatur, dan zat pembangun.
b.
Menu
Makan Siang
Pada umumnya makan siang dihidangkan sekitar pukul 12.00-14.00.
Susunan hidangannya harus tetap
mengandung gizi. Dapat juga hanya terdiri dari satu macam lauk dan satu macam
sayur, akan tetapi sebaiknya dimasak dengan lengkap.
c.
Menu
Makan Malam
Menu makan malam dihidangkan sekitar pukul 18.00-20.00. Menu yang
dihidangkan dapat sama atau hampir sama dengan menu makan siang.
DASAR
PENYUSUNAN MENU
Penyusunan
menu termasuk suatu tahap perencanaan dalam pengolahan makanan. Adapun
dasar-dasarnya adalah sebagai berikut.
a.
Tujuan
penyusunan menu dibedakan dari menu untuk sehari-hari dan untuk kesempatan
khusus.
b.
Anggaran
atau dana yang tersedia.
c.
Kebutuhan
gizi.
d.
Sasaran
penyajian
e.
Variasi
menu
f.
Waktu
makan
g.
Bahan
makanan yang sedang musim
h.
Orang
yang memasak
i.
Alat
yang tersedia, alat masak maupun alat hidang.
FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PENYUSUNAN MENU
Agar dalam penyusunan menu makanan
dapat memenuhi persyaratan dan susunan hidangan dapat diterima oleh semua orang
yang akan makan, adapun yang mempengaruhi penyusunan menu makanan adalah
sebagai berikut.
- Keuangan
- Jumlah Anggota Keluarga
- Selera
- Kebiasaan Makan
- Pendidikan Keluarga
- Kesehatan dan Usia
- Lingkungan dan Pergaulan
- Kebutuhan Gizi Anggota Keluarga
PENGETAHUAN
RESEP MASAKAN
Resep
masakan merupakan petunjuk untuk membuat suatu masakan. Pelajaran resep masakan
merupakan suatu ilmu atau pengetahuan tersendiri yang berkaitan dengan seni
memasak.
Resep
bisa dikatakan sebagai ilmu karena memiliki sistematika untuk membahasnya,
memiliki objek dan memiliki metode khas.
1
Pengertian
Resep
Resep
atau recipe : A set of instruction for making something (as a food dish)
from various ingredients. Pengertian tersebut menyatakan bahwa resep adalah
seperangkat petunjuk atau instruksi tentang sesuatu dari berbagai macam bahan
dan bumbu.
2
Membuat
Resep Masakan
Dalam
membuat suatu resep masakan diperlukan pengalaman dan pengetahuan sebagai
pendukung. Pengetahuan tersebut diantara adalah
- Pengetahuan bahan makanan
- Pengetahuan alat memasak dan alat hidang,
- Pengetahuan tentang teknik olah
- Tata hidangan serta pengetahuan tentang ukuran.
Resep
dapat dibuat dengan berbagai cara oleh seseorang yang menyukai kegiatan memasak
atau memilki hobi memasak. Pembuatan resep dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut.
- Mengubah dan memodifikasi resep yang diperoleh
- Mengadakan percobaan, memasak menggunakan resep orang lain yang diperoleh
- Membuat percobaan sendiri dari pengalaman memasak yang telah digeluti.
3
Manfaat
Resep Masakan
Dalam
dunia masak-memasak diperlukan resep masakan karena berguna untuk.
- Mengetahui bahan dan cara membuat suatu masakan
- Mengetahui hubungan masakan yang satu dengan masakan yang lain; dan
- Dapat mengubah resep yang telah ada menurut kehendak.
4
Resep
Baku dan Resep Standar
- . Resep Baku
Resep
baku adalah resep yang telah teruji dan jika dipraktikkan akan mendapatkan
hasil masakan yang baik dan enak. Untuk mendapatkan resep yang baku atau resep yang
jika dibuat tentu menghasilkan hidangan sesuai keterangan resep. Dengan adanya
resep baku diharapkan dapat menghasilkan masakan yang sesuai dengan aturan,
misalnya porsi, rasa, dan potongan.
Resep
baku dapat diperoleh dengan jalan mencoba dan mencoba sehingga menjadi resep
yang sesuai dengan yang dikehendaki. Oleh karena sulitnya membuat resep baku,
maka harga resep baku menjadi sangat mahal. Resep baku mempunyai sifat baku
untuk suatu tempat atau pengembang. Jadi disebut baku untuk institusi atau usaha
yang satu, belum tentu dapat dikatakan baku untuk usaha lain.
- Resep Standar
Resep
standar adalah resep yang merupakan patokan atau resep masakan yang sudah
distandarkan dan menghasilkan masakan yang disukai oleh banyak orang. Jadi
sebenarnya konsep resep baku dan resep standar adalah sama.
3
KLASIFIKASI HIDANGAN
INDONESIA
MAKANAN
POKOK DARI BERAS ATAU PENGGANTINYA
Makanan
pokok adalah jenis makanan yang merupakan makanan utama suatu menu yang
biasanya dihidangkan dalam jumlah banyak. Makanan pokok kita adalah nasi.
1
Makanan
Pokok dari Beras
Beras
ada yang berwarna putih dan ada yang merah. Beras putih lebih banyak disukai
daripada beras merah karena beras merah agak kasar. Persiapan yang perlu
dilakukan dalam memasak beras adalah sebagai berikut.
- Membersihkan Beras, terlebih dahulu ditampi dan dibuang kotorannya.
- Mencuci Beras, pencucian sebaiknya dilakukan dalam tempat yang rapat.
- Memasak Nasi, pada waktu memasak nasi harus diingat jangan sampai vitamin B1-nya banyak yang hilang karena vitamin B1 lebih mudah larut dalam air panas daripada air dingin.
Pemasakan
Beras
Pada
prinsipnya memasak beras bertujuan untuk mengembangkan atau memecahkan pati
dengan menggunakan panas atau media cair. Bahan cair yang digunakan dapat
berupa air, santan, atau kaldu. Beberapa cara memasak nasi yang lazimnya
dilakukan di Indonesia adalah dengan cara merebus, mengukus, dan mengetim
- Merebus
- Merebus dengan banyak air
Beras baru
biasanya menggunakan perbandingan 1:4. Sedangkan untuk beras lama menggunakan
perbandingan 1:6.
- Merebus dengan sedikit air
Memasak nasi
dengan cara merebus seperti alat rice cooker menggunakan air lebih sedikit dan
disebut menanak atau meliwet. Perbandingan air dan beras dapat menghasilkan
nasi dengan kekerasan bermacam-macam.
1:2 -> untuk
nasi lunak
1:1,5 ->
untuk nasi sedang
1:1 -> untuk
nasi keras
- Mengukus
Cara memasak
nasi yang lain adalah dengan mengukus. Maksudnya adalah memasak bahan makanan
dengan uap air mendidih. Alat untuk mengukus nasi adalah dandang dan kukusan
atau soblokan dan risopan.
- Mengetim
Cara lain untuk
memasak nasi adalah dengan mengetim, yaitu memasak bahan makanan pada sebuah
tempat yang dipanaskan dalam air mendidih.
- Macam-macam Masakan dari Beras
Bubur
Adalah masakan
beras yang meggunakan bahan cair berupa air atau santan. Banyaknya bahan cair
tergantung dari kelembekan dan kehalusan bubur yang diinginkan. Bubur sangat
baik diberikan kepada anak kecil atau orang sakit. Ada banyak macam bubur,
antara lain:
a)
Bubur
Biasa
Pada bubur ini bahan cair yang digunakan dapat berupa air,santan,
ataupun kaldu.
b)
Bubur
Manado atau Bubur Tinotuan
c)
Bubur
Ayam
Masakan
Nasi
Di Indonesia
terdapat beberapa macam masakan nasi. Apabila ditinjau dari segi teknik olahnya
dapat dibedakan menjadi bermacam-macam masakan. Apabila ditinjau dari segi teknik
olahnya, masakan nasi dapat dibedakan melalui cara memasaknya, yaitu direbus,
dikukus, atau kombinasi keduanya. Jika ditinjau dari macamnya, terdapat
beberapa masakan nasi, yaitu
a)
Nasi
Goreng
b)
Nasi
Gurih atau Nasi Uduk
c)
Nasi
Kuning
d)
Nasi
Tumpeng
e)
Nasi
Langgi atau Nasi Ulam
Masakan
Nasi dalam Daun
Untuk memasak
beras yang dibungkus daun memerlukan waktu lebih lama jika dibandingkan dengan
menanak nasi. Daun yang biasa digunakan adalah daun pisang batu, daun kelapa
muda, atau daun bambu. Macam-macam masakan itu adalah sebagai berikut.
a)
Ketupat
b)
Lontong
c)
Arem-Arem
LAUK
PAUK
Lauk
pauk adalah suatu hidangan yang merupakan pelengkap nasi yang dapat berasal
dari bahan hewani dan produknya. Contoh bahan hewani, antara lain daging, ayam,
unggas, jeroan, dan ikan. Sedangkan contoh produk hewan, misalnya krecek,
telur, dan sebagainya.
HIDANGAN
SAYUR DAN SAYURAN
Dalam
menu sehari-hari ataupun menu untuk kesempatan khusus, hidangan sayur dan
sayuran sangat diperlukan sebagai sumber vitamin dan garam-garam. Dalam proses
pengolahan hidangan sayur dan sayuran yang menggunakan bahan pokok berbagai
sayuran hendaknya diusahakan jangan sampai banyak vitamin dan garam-garamnya
yang larut atau hilang.
- . Hidangan
Sayur
Sayur adalah
suatu hidangan berkuah yang merupakan kelengkapan nasi yang dapat dimakan
dengan atau tanpa nasi. Bahan utama yang biasa digunakan adalah sayuran dan
kacang-kacangan. Bahan cair yang dapat digunakan adalah air, kaldu, atau
santan.
a)
Sayur
yang menggunakan Kuah Air atau Kaldu
Golongan sayur ini merupakan golongan sayur berkuah jernih karena
tidak menggunakan santan.
b)
Sayur
Berkuah Air atau Kaldu, Ditambah Santan
Santan yang digunakan dalam sayur bervariasi dari yang encer hingga
kental.
- Hidangan
Sayuran
Hidangan
sayuran ialah masakan atau hidangan yang berasal dari sayuran sebagai bahan
poko, tidak berkuah, dan dapat digunakan sebagai pelengkap nasi. Tujuan utama
memasak sayuran adalah untuk mempertahankan gizi yang terkandung pada sayuran
sebanyak mungkin, mudah dimakan, mudah dicerna, dan sayuran tetap enak dimakan.
a)
Jenis
Sayuran
·
Bunga
Sayuran yang diambil bagian bunganya, seperti bunga kol, turi,
pepaya, dan combrang.
·
Daun
Sayuran yang digunakan daunnya, seperti bayam, kangkung,, dan sawi.
·
Tunas
Muda
Sayuran dari tunas muda, misalnya taoge, dan rebung.
·
Batang
Sayuran
Misalnya talas, keladi, dan batang pisang.
b)
Golongan
Masakan Sayur
·
Hidangan
Sayuran Mentah
Sayuran yang dihidangkan mentah harus dalam keadaan segar dan masih
muda agar mudah dikunyah. Adapun macam hidangannya adalah sebagai berikut.
o
Lalap
Mentah, adalah bermacam-macam sayuran yang dimakan sebagai lalap disertai
dengan sambal.
o
Karedok,
adalah salah satu masakan yang berasal dari Jawa Barat. Masakan ini adalah
campuran dari berbagai sayuran mentah yang telah dipotong sesuai ketentuan
kemudian dihidangkan bersama dengan sambal kacang.
o
Terancam,
adalah bermacam-macam sayuran yang dipotong halus dan dicampur dengan bumbu
urapan.
o
Asinan.
·
Hidangan
Sayuran Masak
o
Lalap
Masak, adalah semua sayuran dimasak lebih dahulu, kemudian dihidangkan dengan
sambal.
o
Urapan,
adalah hidangan bermacam-macam sayuran yang telah direbus atau dikukus,
kemudian dicampur dengan bumbu urapan.
o
Pecel,
adalah salah satu hidangan yang isinya bermacam-macam sayuran direbus kemudian
dihidangkan menggunakan sambal kacang.
·
Hidangan
Sayuran Masak dan Mentah
o
Gado-Gado,
adalah hidangan sayuran yang isinya sebagian mentah dan sebagian masak.
o
Ketoprak,
adalah hidangan semacam tahu guling namun sambalnya diberi tambahan kacang
goreng.
SAMBAL
GORENG
a)
Sambal
Goreng Kering
Adalah masakan kering dan berbumbu, misalnya sambal goreng kering
tempe, kentang, atau kacang tanah.
b)
Sambal
Goreng Basah
Adalah sambal goreng yang menggunakan kuah kental dari bahan cair
air atau santan. Misalnya sambal goreng hati, sambal goreng kentang, dan
sebagainya.
SAMBAL
Sambal
adalah hidangan yang tidak berdiri sendiri, tetapi harus dimakan dengan bahan
lain, terutama lalap. Sambal juga dapat digunakan sebagai penambah selera makan
dan untuk melengkapi hidangan lain. Kita mengenal sambal masak dan sambal
mentah. Sambal mentah adalah sambal yang tidak dimasak sebelum dimakan.
Sedangkan sambal masak adalah sambal yang setelah bumbu diracik dan dihaluskan,
kemudian ditumis dan dibiarkan diatas api kecil sampai kental dan keluar
minyaknya.
BUMBU
DAN REMPAH
Dalam
masakan Indonesia, penggunaan bumbu dan rempah sangat mempengaruhi rasa
sehingga dapat dibedakan ciri-ciri khas masakan. Sebagian besar bumbu dan
rempah-rempah dalam dapur Indonesia berasal dari tumbuh-tumbuhan yang
mengandung bagian-bagian yang mempunyai rasa dan aroma khas. Bumbu berasal dari
tumbuh-tumbuhan yang sebaiknya digunakan dalam keadaan basah. Sedangkan
rempah-rempah biasanya kering. Bumbu dan rempah mempunyai nilai makanan yang
sangat kecil dalam bentuk protein dan karbohidrat, tetapi beberapa diantaranya
dapat dipergunakan untuk mempertinggi nilai vitamin, rasa, dan bau yang sedap
pada makanan.
SEDAP-SEDAPAN
Sedap-sedapan
adalah makanan kecil yang biasanya dihidangkan bersama-sama minuman, baik untuk
keperluan sehari-hari maupun kesempatan khusus.
- Klasifikasi
Sedap-sedapan
a)
Bentuk
o
Kue
kecil, misalnya kue mangkuk dan kue coro.
o
Kue
besar, misalnya kue lapis dan kue zebra.
o
Kue
yang disertai kuah, misalnya bubur, kolak, dan serabi kocor.
b)
Rasa
o
Manis,
contohnya yangko, geplak, dan klepon.
o
Asin/gurih,
misalnya emping, lemper, dan lumpia.
c)
Bahan
o
Bahan
pokok, contohnya umbi-umbian, biji-bijian, dan buah-buahan.
o
Bahan
tambahan atau isi, contohnya daging, telur, sayur-sayuran, gula, aroma atau
warna.
d)
Bahan
cair atau pelarut
Contohnya air, air kelapa, air soda, atau santan.
e)
Teknik
olah
Misalnya dikukus, digoreng, dipanggang, dan bisa menggunakan teknik
campuran.
f)
Berdasarkan
Kondisi Fisik
o
Basah
berair, misalnya bubur dan kolak.
o
Basah
tak berair, misalnya mendut dan nogosari.
o
Kering
lunak, misalnya kipo dan kue lumpur.
o
Kering
keras, misalnya kembang goyang dan kacang bawang.
g)
Kondisi
Setelah Dikonsumsi
o
Ringan
tidak mengenyangkan, contohnya kacang mete atau kue bidaran.
o
Sedang,
contohnya kue cucur, kue ku, atau kue lumpur.
o
Berat
mengeyangkan, contohnya arem-arem atau lemper.
h)
Penyelesaiannya
o
Dibungkus
daun, bisa berbentuk panjang atau bentuk tum(dikukus),
o
Dialasi
daun,
o
Dibungkus
kertas,
o
Dialas
kertas, atau
o
Dibungkus
plastik
- Penggunaan
Bahan
Untuk mencapai
hasil maksimal dalam pembuatan kue, selain proses pembuatan yang tepat, peranan
bahan sangat penting untuk diperhatikan.
a)
Bahan
Pokok, berasal dari ubi-ubian, buah-buahan, padi-padian, kacang-kacangan, dan
macam-macam tepung, serta agar-agar.
b)
Bahan
Cair, bahan yang sering digunakan dalam pembuatan kue-kue adalah air kelapa,
air soda, atau santan.
c)
Bahan
Pemberi Rasa, Aroma, dan Warna, bahan yang sering digunakan dalam pembuatan,
antara lain gula pasir, gula merah, gula aren, garam, rempah-rempah, vanili,
jahe, durian, mangga dan daun pandan.
d)
Bahan
Pemuai (pengembang), bahannya yang sering digunakan, yaitu telur, ragi, tape,
air kelapa, air soda, kapur sirih, dan soda kue.
e)
Bahan
Pembungkus, kue-kue tradisional biasanya banyak yang menggunakan daun
pembungkus, seperti daun pisang, daun bambu, daun kelapa muda, daun pandan, dan
lain-lain. Tujuan pemberian pembungkus tersebut, selain untuk menjaga
kebersihan kue juga untuk menambah penampilan kue agar lebih menarik.
- Penggunaan Alat
a)
Alat
pengolahan, terdiri dari biasanya antara lain panci soblok, wajan, sotil,
serok, irus, dll.
b)
Alat
bantu pengolahan, terdiri dari pisau, talenan, ayakan, kom, gelas, dll.
c)
Alat
pencetak, alat ini digunakan untuk mencetak suatu kue dan biasanya berasal dari
alat sederhana hingga modern.
d)
Alat
penyajian, untuk menyajika kue-kue ini biasanya disajikan diatas sebuah piring,
yang antara lain namanya piring datar, show plate, piring dari tanah liat,
sudi, keranjang atau anyaman bambu.
- Teknik Pengolahan
a)
Teknik
persiapan, meliputi antara lain pemilihan bahan, perlakuan bahan, pencampuran,
dan pembentukan (pencetakan).
b)
Teknik
pengolahan, meliputi antara lain direbus, dikukus, digoreng, dibakar,
dipanggang, atau kombinasi dari teknik-teknik tersebut.
- Penyajian
Kue-kue yang
disajikan untuk keperluan sehari-hari, yaitu pada saat atau antara waktu makan
pagi dan siang maupun antara waktu makan siang dan malam.
MINUMAN
Minum
adalah salah satu kebutuhan hidup yang penting dan harus dipenuhi. Kegunaan
minuman adalah untuk mencegah rasa haus, menambah nilai gizi, serta memenuhi
kebutuhan tubuh akan air. Ada beragam minuman asli Indonesia yang beralkohol
maupun tidak. Contoh minuman asli dari Indonesia yang beralkohol, seperti brem
dari bahan tuak dan air tape. Sedangkan yang tak beralkohol, antara lain kopi,
teh, dan susu.
- Minuman
Panas
Adalah minuman
yang dihidangkan dalam keadaan panas. Di Jawa sering disebut dengan nama
wedang.
a)
Minuman
panas tidak berisi, antara lain teh, kopi, cokelat, jeruk, dan jahe.
b)
Minuman
panas berisi, antara lain bajigur, wedang ronde, wedang cenil, wedang
gatutkoco, sekoteng dan wedang ublek.
- Minuman Dingin
Adalah minuman
yang proses pembuatannya tanpa dijerangkan, dapat juga setelah minuman
dijerangkan dibiarkan dingin atau sengaja didinginkan dengan cara diberi es
batu.
a)
Minuman
dingin tidak berisi, antara lain es sirop, es jeruk, es teh, macam-macam juice,
dll.
b)
Minuman
dingin berisi, antara lain es cendol atau dawet, cincau hijau atau hitam, sirop
selasih, es kelapa muda, dll.
- Minuman
untuk Orang Sakit
Minuman untuk
orang sakit ini diberikan minuman yang memiliki kandungan gizi yang dibutuhkan
untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya. Minuman ini antara lain susu telur
madu, air kacang hijau, cokelat susu atau kopi dengan kuning telur, dll.
4
PENGANEKARAGAMAN PANGAN
Munculnya
masalah penganekaragaman pangan semula didasarkan kenyataan bahwa masyarakat
Indonesia sebagian besar tergantung pada satu jenis pangan sumber kalori, yaitu
beras. Masalah yang timbul adalah bahan pangan nonberas belum sepenuhnya dapat
diterima secara baik pada tingkat rumah tangga. Tetapi tampaknya jumlahnya
semakin berkurang sejalan dengan beralihnya seleras ke beras.
Oleh
karena itu, usaha yang perlu dilakukan adalah mempertahankan pola pangan yang
ada dengan tetap memikirkan pola pengolahan pascapanen pada sumber pangan
nonberas. Dengan demikian, bahan pangan nonberas mampu bersaing dengan beras.
UPAYA
PERBAIKAN MENU MAKANAN RAKYAT
Upaya
penganekaragaman pangan sebenarnya telah dicantumkan dalam kerangka pembangunan
nasional sejak Pelita II. Upaya menuju perbaikan pola konsumsi ini tetap
dimunculkan pada setiap Pelita. Pada pelita IV termasuk salah satu program
pokok. Didalamnya mencakup sebagai berikut.
- Pemantapan Swasembada Beras
- Pencapaian Ketahanan Pangan dalam Rumah Tangga
- Komponen Dasar Konsumsi Makanan
PENGEMBANGAN
MAKANAN INDONESIA MENUJU PENGANEKARAGAMAN PANGAN
Indonesia
memiliki keanekaragaman sumber daya pangan yang mencakup bahan pangan maupun
makanan. Bahan pangan tersebut tersebar di seluruh pelosok wilayah Nusantara dari
Sabang sampai Merauke. Makanan tersebut ada yang masih tradisional, tetapi
tidak sedikit yang sudah mengalami pengembangan ataupun modifikasi. Untuk
mencapai pola penganekaragaman yang memenuhi aspek kebutuhan budaya, kesehatan,
dan sosial maka diperlukan beberapa persyaratan sebagai berikut.
- Penganekaragaman
Pangan
Gunakan bahan
pangan yang beraneka ragam dalam menu sehari-hari sesuai dengan kemampuan daya
beli, selera anggota keluarga, dan memenuhi syarat kesehatan dan gizi.
5
PANGAN TRADISIONAL
Makanan
tidak hanya penting untuk pemenuhan gizi dan untuk mempertahankan kesehatan
secara optimal, akan tetapi makanan juga memiliki fungsi sosial, budaya,
politik, serta ekonomi. Berbagai jenis makanan yang dihasilkan suatu bangsa
dapat dipakai sebagai salah satu ukuran tingginya kebudayaan dari bangsa yang
bersangkutan. Oleh karena itu, makanan tidak hanya sebagai sarana untuk
mempertahankan hubungan antar manusia, tetapi dapat pula dijual dan
dipromosikan untuk meningkatan devisa negara.
PANGAN
TRADISIONAL
Sejak
dahulu masyarakat Indonesia telah memiliki kebudayaan yang tinggi. Salah satu
aspek kebudayaan adalah kebiasaan mengonsumsi makanan tradisional khas bagi
masyarakat. Makanan tradisional itu merupakan jenis-jenis makanan yang paling
cocok dengan kondisi daerah serta menjadi makanan sehari-hari bagi masyarakat
daerah setempat. Oleh karena itu, makanan merupakan bagian kebudayaan yang
sangat penting.
Pengertian
tradisi berasal dari bahasa latin tradisio, yang berarti kabar atau penerusan.
Dapat pula diartikan lebih luas bahwa tradisi merupakan sesuatu yang diturunkan
secara turun-temurun dari generasi ke generasi berikutnya. Makanan tradisional
mempunyai pengertian suatu makanan rakyat sehari-hari, baik yang berupa makanan
pokok, makanan selingan, atau sajian khusus yang sudah ada turun-temurun dari
zaman nenek moyang.
Dari
pengaruh tersebut yang telah disebutkan, terciptalah masakan Indonesia yang
beragam jenis, rasa, maupun bahan dasarnya.
PROSPEK
PANGAN TRADISIONAL
Melalui
usaha mengenalkan berbagai makanan Indonesia akhirnya tidak disangsikan lagi
bahwa hidangan masakan tradisional Indonesia termasuk salah satu makanan yang
diminati di antara masakan-masakan bangsa lain. Kebanyakan masakan Indonesia
tidak terlalu rumit, tetapi boleh dikatakan selalu dapat menimbulkan seleras
untuk menikmatinya. Kenyataan tersebut secara keseluruhan menyadarkan kita
bahwa hidangan makanan Indonesia pada umumnya dan semata-mata hanya untuk memenuhi
kebutuhan makan dan minum belaka, tetapi juga merupakan suatu ungkapan seni
keterampilan, yaitu seni boga.
Agar
makanan tradisional dapat diterima sebagai makanan internasional maka harus ada
penyesuaian dengan standar internasional dalam arti ada pendekatan ala Barat.
Misalnya untuk cara penyajiannya. Indonesia terdiri dari berbagai jenis suku
atau kelompok etnik, maka kebiasaan makan masing-masing suku atau kelompok juga
sangat beragam. Di Indonesia diperkirakan terdapat sekitar 300 suku atau kelompok
etnik utama. Oleh karena itu, dapat diperkirakan sangat banyak variasi jenis
makanan tradisional yang ada. Penentuan jenis makanan dipengaruhi oleh faktor
lingkungan. Lingkungan alam akan berpengaruh pada macam sumber bahan makanan.
Sedangkan lingkungan masyarakat akan mempengaruhi makanan terutama pada fungsi
sosial budaya sesuai dengan adat istiadat serta agama.
Dalam
susunan hidangan, menu masakan Indonesia mengalami perkembangan dari masa ke
masa karena adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk dapat
mengenali makanan tradisional Indonesia perlu dikaji dengan melihat
pengelompokkan hidangan Indonesia. Ditinjau dari pemakaian bumbu, makanan
tradisional Indonesia terutama masakan lauk-pauk selalu memakai bumbu-bumbu
tradisional. Aneka bumbu tradisional khas akan menimbulkan seleras makan karena
memberi rasa sedap dan enak yang khas.
Saat
ini prospek pangan tradisional perlu dijaga kelestariannya agar tidak punah dan
dilupakan orang. Hal ini masakan tradisional merupakan salah satu aset budaya
yang perlu dijaga kelestariannya. Oleh karena itu, upaya untuk menghidangkan
menu tradisional pada menu keluarga itu sangat penting. Dari sekian banyak hal
yang penting, ada satu hal lagi yang tidak boleh dilupakan, yaitu agar makanan
tradisional dapat menjadi makanan favorit dan menjadi tuan rumah dinegeri
sendiri.
IV. Kelebihan Dan Kekurangan
KELEBIHAN BUKU : Menurut saya, buku
yang berjudul “Pengetahuan Masakan Indonesia” ini, adalah buku yang sangat
baik. Mengapa sangat baik, yaitu karena isi materi yang mengulas tentang
sejarah makanan Indonesia hingga cara melestarikan makanan Indonesia disini
dijelaskan hingga detail dan rinci. Disamping itu, buku ini juga memiliki
tambahan gambar yang menambah bukti/contoh dari setiap materi yang dikaji.
KEKURANGAN BUKU : Menurut saya, buku yang berjudul
“Pengetahuan Masakan Indonesia” ini, memiliki kekurangan dalam pengguanan
bahasa. Karena ada salah satu ataupun satu materi yang dikaji dan dituliskan
dengan bahasa yang sedikit sulit dipahami.
Komentar
Posting Komentar