Sebuah tradisi...
-Nasi tumpeng-
Indonesia merupakan negeri Kepulauan yang memiliki banyak gunung berapi. Nenek moyang kita memandang gunung dengan pandangan hormat. Dan nasi tumpeng atau Tumpengan dimaknai orang sebagai simbol gunung Mahameru.
- Sejarah Nasi Tumpeng
Dalam budaya masyarakat Jawa, Bali dan Madura, olahan nasi berbentuk kerucut beserta lauk pauknya yang disebut "Nasi Tumpeng" merupakan salah satu hidangan yang selalu ada dalam upacara-upacara adat istiadat di Jawa. Secara umum, nasi tumpeng biasanya disajikan di atas tampah (wadah bundar tradisional dari anyaman bambu) dan dialasi daun pisang.
Menurut Kebiasaan, nasi tumpeng biasanya disajikan pada acara kenduri atau perayaan penting. Tumpeng erat kaitannya dengan keadaan alam Indonesia yang banyak dipenuhi gunung berapi. Berdasarkan sejarah asalnya, nasi tumpeng dibuat untuk memuliakan gunung sebagai tempat bersemayam para hyang, atau arwah leluhur (nenek moyang). Nasi tumpeng dibuat kerucut untuk meniru bentuk gunung suci Mahameru, tempat bersemayam dewa dewi. Pada saat Islam masuk ke Nusantara, budaya nasi tumpeng ini kemudian diadopsi dan dikaitkan dengan Filosofi Islam Jawa. Tumpeng merupakan akronim dalam Bahasa Jawa, yakni yen metu kudu sing mempeng (kalau keluar harus sungguh-sungguh).
Dalam penyajiannya, nasi tumpeng biasanya dilengkapi dengan lauk-pauknya yang berjumlah 7 macam, angka 7 dalam bahasa Jawa berarti pitu. Angka pitu ini artinya pitulungan (pertolongan).
Dalam budaya Jawa, nasi tumpeng memiliki banyak jenis, antara lain:
- Tumpeng Putih
- Tumpeng Kuning
- Tumpeng Robyong
- Tumpeng Gundhul
- Tumpeng Dhuplak
- Tumpeng Kendit
- Tumpeng Megana
- Tumpeng Pangkur
- Sekian dan Terimakasih -
Komentar
Posting Komentar